Mencoba Jajanan Pasar


Tanpa banyak pikir, saya berhenti dan melihat-lihat. Ada klepon, lemper, nagasari, cenil, dan beberapa yang bahkan saya lupa namanya. Warna-warni, dibungkus rapi, dan harganya masih sangat bersahabat. Akhirnya saya beli beberapa, sekadar untuk cemilan sebelum kelas.

Sampai di kampus, saya duduk di bangku dekat taman, buka plastik kecilnya, dan mulai mencicipi. Klepon-nya pecah di mulut, gula merahnya langsung meleleh. Lempernya wangi, pulen, dan gurih. Rasanya sederhana, tapi bikin nyaman.

Beberapa teman yang lewat melihat saya makan dan langsung nimbrung. “Beli di mana?” tanya salah satu. Saya tunjuk ke arah luar kampus. Lima menit kemudian, dua dari mereka pergi ke sana juga, dan balik dengan kantong plastik berisi jajan serupa.

Obrolan kami pun bergeser dari tugas kuliah ke topik jajanan masa kecil—tentang pasar tradisional, ibu-ibu yang dulu suka bawain bekal, dan rasa-rasa yang sekarang mulai jarang ditemukan.

Dari satu bungkus kecil klepon, pagi itu jadi terasa hangat. Kadang hal kecil seperti ini yang justru bikin hari jadi lebih menyenangkan.

Komentar

Postingan Populer